Sinaran fajar baru...

Ramadhan kali ini membuatku lebih diuji untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta, tidakku sangka tidakku duga, pemergiaanmu merubah hidupku...

Oh peneman duka lara ku,
Dikala aku dalam kesedihan, engkau menemaniku dan memberi motivasi untuk membina jati diri insani supaya disegani makhluki. Jiwaku tersentap seketika akan pemergiaan bertemu ilahi dimana tempat kita akan kesitu nanti. Aku mengetahui akan kematian itu pasti. Namun, tidak sempat untuk aku menabur budi kepadamu wahai nenenda yang dicintai. Tidak sempat aku menemani ke liang lahad mu dikala aku dalam kesempitan kerja. Diwaktu kelahiranku dulu, engkau menemani ibuku bersama-sama dengan ibu memandikan daku dan mengasuh ku sewaktu daku dalam buaian. Engkau lah pengasuh sejati ku wahai nenenda. Setiap ku ke rumah usang mu, kau akan menunggu anak dan cucu mu menjenguk mu. Apa yang ada di lubuk hati mu, ku tahu semua itu. Kebiasaannya, di bulan Ramadhan seperti ini akan mengirimkan kepada ku kerabu buatan mu untuk dimakan bersama keluarga termasuk ayah dan ibu. Pesanan dan nasihat agama mu tidak akan aku lupakan. Setiap amalan yang kau ajarkan akan aku praktikkan dalam diri. 92 tahun engkau berada di dunia ini, yang penuh onak dan duri. Jika dibandingkan daku yang mentah, lagi panjang yang perlu dilalui.

Oh nenenda yang ku sayangi, perginya diri di bulan mulia, semoga tempatmu dalam syurga firdausi, bersama para anbiya dan wali. Kali ini ku menyepi dan sunyi, tanpa dirimu nenenda. Apakan daya ilahi lagi menyayangimu... Kepulanganku membawa seribu haru biru, diriku masih tergamam akan pemergianmu tiba-tiba..

Setelah kepulangan ku dari tempat pengajian, pagi Jumaat setelah subuh berjemaah, ayah mengajak ku ke pusara nenenda kerana ayah mengetahui aku adalah cucu kesayangan nenenda. Tiba di pusara, tidak dapat ku berkata apa-apa hanya bacaan surah Yassian, tahlil arwah yang dapat aku sedekahkan kepada mu
wahai nenenda, tenanglah dikau disana, terima kasih diatas pengorbananmu selama ini nenenda

Comments

Popular Posts